Rabu, 02 Mei 2012

SURVEY YANG GAGAL

Ceritanya hari ini harusnya kita (aku dan anak-anak kost online) mau ngadain survey ke pantai di daerah Wonosari Jogja. Dari pembicaraan tadi malam memang diputuskan untuk mengadakan survey terlebih dahulu biar pas pada hari 'H'nya besok sabtu acaranya bisa lancar. Karena dari itung-itungan sementara pesertanya lumayan banyak juga. Dan ada beberapa cewek yang mau ikut,termasuk aku mau ngajak istri dan ketiga anakku. Jadi harus lebih dimatangkan dong format acaranya,biar paling nggak yang cewek dan anak-anak bisa nyaman dan bisa enjoy. Dan aku pikir aku harus ikut,karena kebetulan kerjaan juga lagi off. Kapan lagi bisa pergi rame-rame kayak gini,sejak yang terakhir kita ke karimun dulu rasanya susah banget buat ngepasin jadwal kita semua. Jadi begitu ada lontaran ide kalau akhir pekan ini mau acara weekend di pantai aku langsung antusias banget. Setengah memaksa aku pengaruhin istriku supaya mau ikut,walaupun kelihatan ada sedikit keengganan karena minggu berikutnya kebetulan istriku juga ada acara ke pantai bareng teman-temannya di HLC -Hipmi Ladies Club-. Kalau anak-anak sih relatif lebih gampang,mana berani menolak babenya yang galak gini hehehe... Begitu ada persetujuan dari istri dan anak-anak aku langsung kontak Sadrah (dia yang punya ide ini). Aku ajak mereka ngumpul buat membahas masalah ini. Dan tadi malam kami berkumpul di rumahku lalu sampailah pada kesimpulan besoknya harus diadakan survey kesana sekalian booking tempat menginap. Disepakati kami berempat yang mau jalan. Sadrah,aku,Ega dan Irfan. Maka biar nggak terlalu ribet pagi-pagi aku udah bersiap-siap dengan barang-barang yang akan kubawa seperti kamera,tripot,perlengkapan mandi (siapa tau masih ada waktu buat main-main air) dan perlengkapan sholat. Tapi pas menit-menit terakhir mau berangkat ternyata ada kabar si Ega nggak jadi ikut. Pacarnya melarang. Lalu Irfan juga nggak jadi ikut,katanya nggak enak badan. Jadi tinggal aku berdua sama sadrah yang bisa. Yaah,mana asyik? Kacau! Eh bentar ya,mau liat berita olahg raga dulu. 

Selasa, 01 Mei 2012

MY FIRST WORD

Entah sudah berapa ratus kali kudengar,menulis itu mudah! Tinggal ada kemauan apa nggak. Hampir di setiap pertemuan komunitas yang aku ikuti bisa dipastikan kesimpulannya sama. Tentu saja yang topiknya tentang menulis. Dulu sempat sharing dengan Ita Sembiring,dalam acara Akademi Berbagi. Seperti biasanya juga,setiap habis mendapatkan suatu materi pasti semangat  langsung menyala-nyala. Berkobar-kobar malah. Rasanya nggak sabar untuk segera menulis,mambaginya dengan teman,menerbitkan,menikmati uangnya,menikmati ketenaran... lebay? mungkin. Tapi memang begitulah kenyataannya. Katanya kalau bermimpi nggak usah dibatasi,yah mimpilah aku setinggi-tingginya hehehe... Harus diakui,cerita-cerita yang disampaikan mbak Ita waktu itu benar-benar memotivasiku. Melihat keseharianku yang kayaknya nggak lebih sibuk dari dia,aku merasa mampu untuk sekedar menulis dua tiga jam setiap harinya. Masalah background pendidikan? Rasanya aku juga nggak rendah-rendah amat pendidikannya. Gini-gini aku kan sarjana juga. Teknologi? Yaah lumayan lah,nggak gaptek-gaptek amat. Blackberry orang-orang pada punya,aku juga punya. Browsing-browsing di internet aku juga udah biasa. Lumayan kan? Dan satu hal yang pasti,aku punya modal yang Ita Sembiring sekalipun nggak punya! Aku lebih ganteng dari dia! (???) So,pada waktu itu aku udah bertekat,pokoknya begitu sampai di rumah aku harus cepet-cepet mulai menulis. Cuma gitu aja juga.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Begitu sampai di rumah,belum sampai rumah malah,perlahan-lahan semangat yang tadinya berkobar-kobar mulai menghilang. Memudar. Menguap entah kemana. Di jalan sebelum sampai rumah udah menghadang satu ujian. Dulu aku nggak menganggap itu sebagai ujian,baru sekarang aja karena setelah kupikir-pikir semuanya seperti sebuah rangkaian. Rangkaian ujian-ujian yang pada akhirnya membuat niat awalku untuk menulis menjadi gagal. Atau tertunda saja,mudah-mudahan. Awalnya ketemu teman di jalan,dan seperti umumnya orang yang ketemu temannya lalu terjadilah obrolan yang mengasyikkan. Sayangnya obrolan yang mengasyikkan tadi nggak ada sangkut pautnya sama sekali dengan acara tulis menulis yang seharusnya aku jaga betul semangatnya. Jadi mulai kehilangan fokus tetapi aku nggak menyadarinya. Begitu sampai di rumah,setelah sempat berapa persen kehilangan semangat gara-gara ketemu teman di jalan,bukannya segera mandi lalu menulis tapi malah mengenakkan diri dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan. Nggak salah-salah amat sih sebenernya,wong kebetulan memang badan capek banget. Udah gitu nggak ada yang marah-marah juga kan kalau pulang dari bepergian lalu bersantai sejenak. Secara aku kan kepala keluarga juga,siapa coba yang berani protes? Rupanya karena kelamaan bersantainya,jadi datanglah penyakit kronis yang udah lama kuderita. Malas!!! Setiap kali muncul pikiran untuk segera memulai,pikiran lain yang lebih kuat (atau lebih enak?) mencegahnya. Ngapain ngerjain sekarang,toh besok masih banyak waktu. Santai aja. Ngumpul-ngumpul dulu sama anak-anak. Seharian belum bercanda-canda sama mereka kan? Lagian kalau mau menulis tanpa gangguan kan bisa nanti malam kalau anak-anak udah tidur. Bisa lebih konsentrasi,lebih fokus.Aku pikir bener juga ya. Okelah aku tunggu aja samapai anak-anak tidur. Begitu anak-anak tidur segera aku buka laptop. Semangat masih lumayan tinggi,kan belum satu hari hehehe. Karena tempat laptop ada di depan tv,aku pikir nggak ada salahnya kan nulis sambil dengerin tv? Siapa tau bisa menambah inspirasi. Maka aku nyalakan aja tv yang ada di depanku. Tapi rupanya aku salah,bukannya membantu tapi malah mengganggu. Habis acaranya bagus,jadi yang tadi rencananya tv cuma mau didengerin tapi malah dengan seriusnya kupantengin sampai kelar acaranya. Udah gitu karena udah jadi kebiasaan juga rupanya,tiap kali ada iklan tangan ini udah dengan otomatisnya memindah-mindah channel. Klak klik klak klik. Jadi akhirnya nggak cuma satu channel yang diikuti,tapi malah lebih dari satu. Ada kalanya semuanya bareng-bareng pas iklan,remote ditaruh lalu mulai pegang laptop lagi. Bukannya mulai menulis,tapi malah buka-buka facebook. Lihat facebook bentar ah,cuman lihat doang kan nggak lama. Begitu berulang-ulang,sampai nggak terasa waktu yang tadi terasa masih begitu lama tau-tau terbuang begitu saja. Terakhir mata udah ngantuk,sambil mematikan laptop masih sempat menyemangati diri sendiri. Besok harus semangat! Besok harus lebih fokus! Tapi rupanya semakin hari bukannya semakin semangat,atau paling tidak tetap semangat. Semakin hari semakin hilang keinginan untuk menulis. Selaluuu saja ada alasan untuk tidak melakukan. Dan celakanya,karena tidak membagi keinginan menulis tempo hari dengan istri misalnya,jadi nggak ada yang membantu menumbuhkan semangat dikala semangat itu pelan-pelan mulai menghilang. Benar-benar pertarungan melawan diri sendiri. Hasilnya? Gagal total!!!
Sampai Tuhan mempertemukan aku dengan Ollie tempo hari di Akademi Berbagi yang entah sudah berapa lama nggak aku ikuti lagi karena berbagai kesibukan. Walaupun udah jarang hadir tetapi aku tetap mengikuti beritanya lho,jadi pas aku baca di twitter dan di facebook themanya menarik aku langsung berniat dalam hati untuk mengikuti kelasnya. Itung-itung pengen mengembalikan semangat menulis yang sempat hilang terbang entah kemana. Juga ada rasa kangen dengan teman-teman Akademi Berbagi yang awalnya aku pikir masih tetap aktif mengikuti tiap kelasnya. Tapi rupanya aku salah lagi. Semula aku membayangkan akan bertemu teman-teman seperti mas Sugeng,mas Liliek,Helmy,Yanuar,Ginanjar dan tentu saja pak kepala sekolah mas Imam ternyata pas sampai di sana susananya udah benar-benar berbeda. Kalau dulu tiap kelas cuma ada beberapa orang yang hadir,nggak begitu banyak tempo hari justru lumayan mengejutkan aku. Hampir 80 orang yang hadir. Dan kebanyakan anak-anak mahasiswa. Ruangan sampai penuh,dari depan sampai di pintu masuk penuh. Dan diantara mereka yang hadir aku tidak melihat satupun teman-teman yang tadi aku sebutkan. Cuma ada mas Imam dan itu nggak mengejutkan aku karena beliau kan kepala sekolahnya. Juga sekaligus tuan rumahnya. Masak tuan rumah mau nggak hadir,nggak mungkin kan? Sempat ada keraguan di hatiku. Jadi masuk enggak ya? Rasanya nggak pede aja,karena aku kan jadi yang paling muda dibanding mereka semua...(paling tuwir maksudnya hehehe). Tapi dengan memantapkan hati aku akhirnya masuk juga. Dan ternyata pas aku masuk semuanya baik-baik saja,karena tidak ada satupun peserta yang sudi memperhatikan aku. Semuanya berkonsentrasi penuh melihat Ollie yang lagi membagi ilmunya di depan kelas. Sempat berpikir dalam hati juga sih,ini anak-anak kok cuek semua sih wong ada senior masuk kok hehehe. Cium tangan kek atau ngasih senyum. Tapi oke lah,nggak penting! Singkat cerita,walaupun telat tapi kira-kira udah dapat lah poin-poin pelajaran hari itu. Ada beberapa kesamaan dengan materi yang dulu pernah aku dapatkan dari mbak Ita Sembiring,tapi ada beberapa yang berbeda juga. Dan yang paling aku ingat bahwa kalau seseorang itu punya keinginan jadi penulis (menulis di blog atau menulis novel) adalah 'segera lakukan!' Jangan ditunda-tunda. Nanti begitu udah memulai pasti akan terasa semakin mudah setiap harinya. Ollie juga mengajarkan untuk membuat tantangan buat diri sendiri dan tantangan itu dishare dengan teman baik lewat twitter maupun facebook. Jadi misalnya kita membuat tantangan yaitu menyelesaikan novel 100 halaman dalam waktu 30 hari,kemudian dishare dengan teman maka ketika dalam masa 30 hari itu kita akan selalu diingatkan oleh teman-teman kita tentang novel yang sedang kita buat. Udah sampai mana perkembangan kita. Dengan begitu kita jadi lebih termotivasi,secara kita udah pengumuman kemana-mana masak nggak bia jadi juga. Kan malu. So,seperti yang lalu-lalu semangatkupun muncul lagi. Disertai target dalam hati," aku harus bisa!" Harus lebih malu sama adik-adik mahasiswa. Tapii,enaknya mau nulis apa ya? Bingung!